Hari yang ku tunggu telah datang yaitu hari pengumuman pelulusan ujian sekolah dasar,aku senang dan gembira dengan apa yang aku raih atas semua kerja keras dan kegigihan belajarku sehingga aku lulus dengan nilai yang tidak mengecewakan. Disaat aku kelas 2 SD sampai dengan kelas 6 SD aku selalu mendapat rengking kelas. Padahal aku orang yang kurang pintar. Dan disaat aku kelas 4 SD aku terpilih manjadi perwakilan kelas untuk mengikuti perlombaan mata pelajaran matematika. Namun aku tidak berhasil dikarenakan persiapan yang kurang cukup. Meskipun demikian aku bangga dengan apa yang aku raih dan bisa manjadi perwakilan sekolah.
Setelah aku selesai sekolah dasar akupun melajutkan ke sekolah lanjutan tingkat pertama dengan dukungan orang tua. Aku termasuk orang yang paling takut dan patuh sama orang tua karena dengan orang tua aku bisa melanjutkan sekolah, aku sangat berterimakasih sekali dengan orang tua yang telah memberikan dukungan penuh baik dari materiil maupun moriil. Aku adalah anak yang pertama dari tiga bersaudara. Disaat pendidikan yang aku kenyam selama SLTP aku kurang menonjol bahkan aku tidak sama sakali menjadi bintang kelas namun aku selalu berada di kelas unggulan. Disaat kelas 3 SLTP aku agak mulai nakal karena hampir setiap minggu orang tuaku dipanggil ke sekolah dikarenakan kenakalan yang aku perbuat.
Disaat hari yang sangat aku tunggu yaitu hari pelulusan alhamdulillah aku tidak mengecewakan kedua orang tua aku, aku lulus dengan nilai yang baik dan aku termasuk 10 orang tertingi nilainya di sekolah aku meskipun aku termasuk orang yang nakal dan menyusahkan kedua orang tuaku. Keinginan untuk melanjutkan sekolah pun ingin aku capai dengan dukungan orang tua yang penuh, namun satu sisi orang tuaku ingin aku menjadi seorang yang ahli dalam permesinan dan ingin memasukkan aku di sekolah STM, namun disatu pihak dari keluargaku ingin aku masuh ke pesantren. Dengan hasil musyawarah diantara keluargaku akupun diputuskan masuk ke pesantren. Aku pun mengikuti apa yang diperintahkan kedua orang tuaku karena aku tidak mau membuat orang tuaku sedih dan kecewa.
Aku pun berangkat dari rumahku menuju pesantren yang sudah diputuskan yaitu sebuah pesantren yang letaknya di jawa timur. Aku pun diantar oleh kedua orang tuaku dan pamanku ke jawa timur aku pun kaget setelah setibanya di pesantren karena di pandangan aku sebuah pesantren identik dengan pengajian dengan kitab kuning dengan bangunan yang sederhana namun itu berbalik aku melihat pesantren yang aku menuntut ilmu disni dengan fasilitas yang sangat cukup dengan gedung yang bertingkat dan dengan santri yang ribuan, aku menjadi bingung karena aku pertama kali keluar dari daerahku dimana aku berasal dari bali. Setelah selesai mengurus semua administrasi keesokan harinya kedua orang tuaku memutuskan untuk balik kerumah aku merasa bingung karena aku di pesantren ini belum mempunyai teman satu pun karena aku orang yang sulit untuk beradaptasi sampai akhirnya aku memberanikan diri untuk memperkenalkan diri. Sampai akhirnya aku mempunyai teman yang banyak.
Di pesantren ini aku belajar dengan menggunakan dua bahasa yaitu bahasa arab dan bahasa inggris dengan mempergunakannya bercakap-capakap sesama santri yang ada di pesantren. Aku merasa kesulitan saat bercakap-cakap dengan bahasa arab karena aku adalah orang yang lulusan dari umum. Setelah lama kelamaan akupun bisa dikit demi sedikit berkomunikasi dengan bahasa arab. Di setiap hari yaitu malam senin, kamis dan miggu di pesantren ada kegiatan khusus untuk belajar dakwah yaitu latihan pidato. Disini pun aku merasa kurang bisa dan tidak merasa percaya diri karena aku orang yang sulit berbicara didepan orang banyak sehingga saat gilirankupun tiba aku gemetaran sampai-sampai keringat dinginpun bercucuran akibatnya aku terbata-bata saat latihan pidato. Setelah aku beranjak kekelas 5 kulliyatul muallimin al islamiyyah aku diangkat menjadi pengurus asrama disini banyak sekali pendidikan yang aku dapat, diantaranya aku harus bisa memberikan tauladan yang baik bagi adik kelasku dan bisa menjadi orang yang dituakan dan bisa diajak berdiskusi serta banyak hal yang lainnya.
Disaat pengumuman di kelas 5 ini semua siswa dengan jumlah ± 800 orang menuggu dengan rasa yang bimbang dan kalut karena kalau tidak lulus di kelas ini kebanyakan dari teman-temanku enggan untuk melanjutkannya karena rasa malu yang begitu besar. Alhamdululillah satu demi satu nama siswa dipanggil akhirnya namakupun dipanggil saat itu aku dapat panggilan yang ke 612, keringat dingin ini pun bercucuran aku tidak tau, aku bimbang, risau, galau dan cemas sekali karena aku takut kalau tidak naik kekelas 6, saat namaku dipanggil aku pun berlari dengan mengikuti arah yang telah di tentukan oleh ustadz-ustadz dengan diberinya sepucuk surat dan setibanya aku di sebuah ruang aku mendapati banyak teman-temanku yang lagi menunggu untuk membuka surat apakah lulus atau tidak. Akhirnya dengan suruhan dari pimpinan pesantren setalah di beri wejangan di perbolehkan membuka
Disaat kelas 6 aku merasa beban sangat begitu berat karena di kelas ini penentuan apakah aku bisa mendapatkan ijazah atau tidak. Kegiatan yang begitu full memaksa aku untuk menguras tenaga pikiran dan waktu untuk belajar dan menati peraturan yang telah ditentukan pesantren. Di kelas enam ini semua anak mendapat ujian untuk mengajar. Disini pun aku merasa gugup dan tidak percaya diri karena bahasa yang aku punya tidak begitu cukup namun aku tidak menyerah begitu saja aku berlatih dan berlatih agar nanti disaat hari menjelang giliranku mendapat giliran ujian mengajar aku sudah siap untuk mengajar. Dan giliranku pun tiba dengan rasa yang sedikit kurang percaya diri aku mengajar dengan kemampuanku yang aku bisa.
Setelah lulus dari kelas 6 aku memutuskan untuk mengabdikan diri selama 1 tahun di sebuah lebaga pendidikan yang tidak jauh dari dunia pesantren aku ditugaskan oleh pesantren untuk mengabdi di pesantren yang letaknya di sukabumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar